Idul Fitri Simbol Kemenangan Umat Muslim
Oleh H. Jamaril Tk.Mudo
Setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadan, selanjutnya umat muslim di seluruh dunia merayakan momen kemenangan yaitu memperingati 1 syawal 1445 H sebagai hari raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri merupakan simbol kemenangan atas umat muslim yang telah berpuasa dari fajar hingga senja, menahan diri dari makan, minum, dan tindakan-tindakan yang mungkin membatalkan puasa. Di sisi lain puasa tidak hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang pengendalian diri, kesabaran, dan ketekunan. Oleh karena itu, Idul Fitri menandai bahwa umat muslim telah menunaikan tantangan selama bulan Ramadan tersebut.
Kata Idul Fitri itu sendiri berarti “Kembali Suci” artinya, ketika seorang muslim telah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, terlebih pada bulan ramadhan, Idul Fitri dimaknai sebagai keadaan kembali dalam keadaan suci. Ungkapan kembali kepada kesucian dapat diartikan dengan kembalinya seseorang kepada kebersihan secara fisik maupun nonfisik. Selain itu, Idul Fitri juga dapat menjadi sarana umat muslim untuk mengakui kesalahan dan saling memaafkan. Momen saling memaafkan dapat menjadi perantara dalam rangka membersihkan hati dari berbagai perasaan sakit hati dan dendam sehingga hubungan selanjutnya akan terasa lebih nyaman.
Ada 5 cara untuk memaknai idul Fitri:
1.Idul merupakan puncak ibadah ramadhan.
Idul Fitri bukan hanya sekadar sebuah perayaan, namun juga menjadi puncak dari ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Selama bulan ini, umat Islam berpuasa sebagai bentuk pengendalian diri dan pengingat akan nilai-nilai spiritual. Sehingga, Idul Fitri menjadi momen berharga yang menandakan berakhirnya periode berpuasa dan sekaligus merupakan sebagai hari kemenangan.
Dalam kamus bahasa arab Asal kata "Idul Fitri" sendiri di ambilkan dari kata tm "id" yang berarti festival atau perayaan, dan "al-fitr" yang bermakna berbuka puasa. Secara harfiah, Idul Fitri merujuk pada hari raya atau perayaan yang ditandai dengan berbukanya puasa. Namun, makna lebih dalam dari Idul Fitri terungkap melalui penafsiran etimologis.
Menurut penafsiran Al-Qur'an, fitrah manusia yang dimaksud adalah keadaan bawaan manusia yang telah diciptakan oleh Allah dengan kesucian dan keesaan-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Surat Ar-Rum ayat 30 yang mengajak manusia untuk mempertahankan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya;
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah Yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar Ruum: 30)
2.Idul Fitri sebagai pengukuhan kemenangan spritual umat Muslim
Idul Fitri juga dijadikan momen untuk mengukuhkan kemenangan spiritual umat Muslim. Pepatah Arab menyatakan bahwa sejatinya, hari raya bukanlah milik orang yang hanya memiliki pakaian baru, melainkan milik orang yang ketakwaannya bertambah dan menjauh dari perbuatan dosa. Bila demikian, Idul Fitri mempunyai makna yang mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia.
Idul Fitri menurut Kementerian Agama (Kemenag RI) idul Fitri memiliki makna yang mendalam dalam ajaran Islam. Hal ini diinterpretasikan sebagai sebuah momen untuk kembali kepada fitrah, atau jatidiri manusia yang suci dan berada dekat dengan Tuhannya
Dan juga Dalam buku "Dakwah Cerdas: Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj, dan Idul Adha" karya Udji Asiyah, bahwa "Id" berasal dari akar kata "aada - yauudu" yang artinya kembali, sedangkan "fitri" memiliki makna bersih dari dosa dan kejelekan. Bila demikian, Idul Fitri secara keseluruhan menunjukkan makna kembali pada keadaan suci atau bebas dari segala dosa, sehingga manusia kembali pada kesucian atau fitrahnya seperti terlahir kembali.
Dalam Al-Qur'an juga memberikan petunjuk mengenai makna fitrah manusia yang suci. Seperti Dalam Surat Ar-Rum ayat 30, Allah menyatakan pentingnya untuk mempertahankan fitrah manusia yang telah diciptakan sesuai dengan kehendak-Nya. Hal ini menegaskan bahwa fitrah manusia adalah fitrah Tauhid, atau kesadaran akan keesaan Allah.
3. Idul Fitri memon memperbaiki diri dari segala bentuk dosa.
Selain itu, Idul Fitri juga dianggap sebagai momen untuk memperbaiki diri dari dosa-dosa yang dilakukan selama setahun sebelumnya. Rasulullah mengajarkan bahwa siapa pun yang menjalankan puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
4. Idul Fitri Bentuk kemenangan dari segala tantangan hawa nafsu seorang muslim
Selain sebagai momen untuk kembali kepada fitrah dan memperbaiki diri, Idul Fitri juga memiliki makna kemenangan bagi umat Muslim. Kemenangan ini tidak hanya dalam arti melawan hawa nafsu selama bulan Ramadhan, tetapi juga dalam menguatkan ketakwaan dan menjauhkan diri dari kemaksiatan.
Pepatah Arab mengatakan bahwa hari raya sejati bukanlah milik orang yang hanya memiliki pakaian baru, melainkan milik orang yang ketakwaannya bertambah dan menjauh dari perbuatan dosa. Idul Fitri bukan hanya menjadi perayaan keberhasilan menyelesaikan ibadah puasa, tetapi juga momentum untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral umat Muslim.
“Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi SAW datang di Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Nabi bertanya ‘Hari apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria)?’.”
“Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’ Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikannya dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Idul Adha) dan hari raya fitri (Idul Fitri),” (HR Abu Dawud)
5. Idul Fitri wujud syukur umat muslim
Idul Fitri juga merupakan wujud syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT agar umat muslim senantiasa meningkatkan kualitas keimanan, kesalehan dan ketakwaan. Karena selama bulan Ramadan, umat Muslim lebih dianjurkan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, sedekah, dan introspeksi diri. Sehingga, Idul Fitri menjadi waktu yang tepat untuk merefleksikan diri atas segala nikmat yang telah diberikan Allah, baik yang besar maupun yang kecil.
Selamat Hari Raya Idul Fitri Minal 'Aidin Waldaizin Mohon maaf lahir dan Bathin.
Komentar