Memaknai Tahun Baru Islam 1445 H Dengan Mengintropeksi Diri Terhadap Perobahan Kepada Yang Lebih Baik Oleh: H.Jamaril, TK. Mudo, S.Ag. M.Pd




Kalender Hijriyah, 1 Muharram menandakan bahwa masa satu tahun sudah berganti. Biasanya, sebagian umat Muslim menyebut dan merayakan Tahun Baru Islam.

Tahun 2023, 1 Muharram atau Tahun Baru Islam jatuh pada tanggal 19 Juli. Umumnya perayaan tersebut diisi dengan kegiatan keagamaan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Memaknai  1 Muharram atau Tahun Baru Islam 1445 H dengan bemacam ragam sehingga pada tulisan kita mengemukakan  4 cara memaknai tahun baru Islam yang perlu diketahui seorang Muslim, antara lain 

1.Introspeksi Diri

Mencari makna Tahun Baru Islam bisa digali dari diri sendiri yang merupakan seorang Muslim. Pergantian musim dan waktu bisa dijadikan momen untuk meninjau perilaku, tabiat, dan keimanan umat kepada Sang Pencipta.

Di dalam Islam, ada yang namanya Tafakur atau berpikir atau merenung untuk mengingat Allah. Kita bisa memperdalam rasa syukur dengan melihat nikmat dan ujian apa saja yang diberikan Allah SWT.

Tafakkur bisa dilakukan dengan introspeksi dan mempersiapkan. Keduanya memiliki makna tersendiri.

Introspeksi bisa dilakukan dengan mengingat amalan dan dosa yang telah diperbuat. Sehingga dapat menumbuhkan penyesalan dan bertekad memperbaikinya mulai sekarang.

Tafakur dengan mempersiapkan bisa disebut dengan isti'dad. Kita dapat berdoa meminta hidayah dan pertolongan dari Allah SWT agar hati dilembutkan, niat dikuatkan agar semakin yakin untuk menjadi pribadi Muslim yang lebih baik

Melakukan tafakur dianjurkan dan mengacu pada sabda Allah SWT melalui firman pada Al Quran.

QS: Ali Imran : 191

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Selain kepada meninjau keimanan kepada Allah SWT, Muslim juga dapat melihat kepribadian kepada lingkungan, kerabat, dan teman sejawat. Pasalnya, semua yang kita lakukan di dunia berhubungan dengan ridho Allah SWT.

2. Mengerti  dengan Tujuan Hidup sebagai Muslim

Makna Tahun Baru Islam juga bisa dijadikan momen untuk mengkaji tujuan hidup di dunia dan akhirat. Sebagaimana yang umat Islam ketahui, terdapat istilah “Hidup di dunia hanyalah sementara.” Di lain sisi, kita juga meyakini bahwa terdapat kehidupan kekal di akhirat kelak.

Bergantinya tahun dapat dilakukan dengan memaknai hidup diri sendiri. Keinginan apa yang ingin dipenuhi sebagai seorang Muslim.

Semasa hidup, kita dianjurkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT. Selain memohon ridho-Nya, Muslim juga dijanjikan surga yang kekal. Namun hal tersebut juga dipengaruhi oleh perbuatan dan ketakwaan kita di dunia.

Sementara itu, Allah SWT berfirman pada QS: Adz-Dzariat : 56

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan, Aku tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembahKu

Dari ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan hidup seorang Muslim tidak lain untuk menyembah Allah SWT. Hal tersebut juga termuat pada beberapa surat Al Quran berikut ini QS: Al-An'Am : 262-163 berikut:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)

3. Membaca sejarah Hijrahnya Rasulullah SAW

Makna Tahun Baru Islam berikutnya juga bisa mengacu pada peristiwa sejarah yang penting bagi Muslim. Tepatnya ketika Nabi Muhammad SAW yang melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah.

Peristiwa tersebut juga menjadi salah satu ujung tombak kejayaan peradaban Islam. Diketahui bahwa hijrah tersebut dilakukan atas perintah Allah SWT.

Selain itu, beliau juga berhijrah karena ada perlawanan dari kaum kafir Quraisy yang kala itu bersikeras untuk tetap menyembah berhala. Mereka dengan lancang memberikan siksaan kepada Muslim untuk keluar dari agama Islam.

Sementara di Madinah, Rasulullah SAW disambut dengan hangat serta perlindungan dari perlawanan kaum kafir Quraisy. Diketahui bahwa penduduk Madinah yang menerima kedatangannya disebut sebagai Kaum Anshar.

4. Memperjuangkan Kebaikan dalam diri

Seperti yang dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, Tahun Baru Islam dapat dimaknai dengan melihat kilas balik bagaimana ketaatan kita kepada Allah SWT. Di samping itu, pergantian tahun bisa dianggap sebagai momen untuk meningkatkan kebaikan di muka bumi.

Semakin panjang waktu yang dilewati, seorang Muslim dapat berbagi kebaikan dan kebahagian yang lebih banyak pula. Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT berikut ini QS : al-Baqarah:195

وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"... dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."

Itulah beberapa makna Tahun Baru Islam yang bisa dijadikan pengingat dan pemicu untuk meningkatkan keimanan kepada Allah. Anda juga memperingatinya dengan senantiasa beribadah serta memberikan puji-pujian kepada Allah SWT dengan melantunkan doa serta dzikir.

Intinya momentum tahun baru hijrah 1445 H ini, mari kita hijrah dengan memperhatikan perobahan kepada yang lebih baik, kita berharap tahun ini kita hijrah kepada yang lebih baik dari masa yang sebelum.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hafidh Febriano Berlian Mengharumkan Nama MTsN 7 Kota Padang Dengan Meraih juara 2 Komite Putra Pemula + 50 Kg Pada Kejuaraan INKDO Tingkat Sumatera Barat XXI dan pestival karate

Grup Gendang serampak MTsN 7 Kota Padang Ikut Meriahkan Kampanye Wajib Halal 3000 Desa Wisata Di Kawasan Pantai Muaro Padang Tingkat Provinsi Sumatera Barat

Merebut Keistimewaan Nisfu Sya'ban Oleh H. Jamaril Tk. Mudo, S.Ag,.M.Pd