HAKIKAT PEMIMPIN MENURUT ISLAM OLEH H. JAMARIL Tk. MUDO, S.Ag.M.Pd

 Padang, Inmas

 Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakaatuh 


A. Pemimpin

Pemimpin adalah merupakan suatu panggilan yang sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan dirinya sebagai makhluk pilihan sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat, produktif, dan memperlebar sifat kasih sayang sesama manusia

Dalam Islam kita semua adalah pemimpin terhadap masing-masing apa yang menjadi tanggung jawab kita, apakah kita seorang memimpin sebagai kepala keluarga, negara, madrasah dan termasuk diri sendiri maka masing-masing kita adalah seorang pemimpin. Seorang pemimpim bukan hanya pekerjaannya perintah, mengelola tapi seorang pemimpin juga siap untuk melayani semua bawahannya dengan berbagai masalah, bahkan di akhirat kelak seorang pemimpin juga akan mempertanggung jawabkan apa saja sudah dia pimpin selama hidup dibumi Allah. Sebagaimana rasulullah menyampaikan dalam hadits beliau sebagai berikut :

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُو لٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْ أَةُ رَاعِيَة فِيْ بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُو لَة عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ أَبِيهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya:

Kalian semua adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang kalian pimpimn, Pemimpin bertanggung jawab atas rakyat. Suami adalah 'pemimpin' keluarga dan ia bertanggung jawab atas mereka. Perempuan adalah 'pemimpin' di rumah suaminya dan ia bertanggung jawab untuk hal itu. Pelayan adalah 'penjaga' harta tuannya dan ia bertanggung jawab tentang hal itu. Singkatnya, masing-masing di antara kalian adalah seorang pemimpin dan seorang yang bertanggung jawab, serta akan dimintai pertanggungjawaban (tindakannya kepada) orang yang berada di bawah pimpinannya.” (HR. Bukhari Muslim).

 

Dan begitu amat rumitnya menjadi seorang pemimpin maka hendaknya kita semuanya sangat berhati-hati dalam kepemimpinan, karena memang kepemimpinan itulah yang sebenarnya hakikat seorang pemimpin. Menurut Halpin Winer dikutip oleh Dadi Permadi (2000 : 35) bahwa : “Kepemimpinan harus  menekankan dua dimensi perilaku pimpinan apa yang dia istilahkan “initiating structure” (memprakarsai struktur) dan “consideration” (pertimbangan). Maka memprakarsai struktur yang dimaksud adalah perilaku pemimpin dalam menentukan hubungan kerja dengan bawahannya dan juga usahanya dalam membentuk pola-pola organisasi, saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan adalah perilaku pemimpin dalam menunjukkan persahabatan dan respek dalam hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya dalam suatu kerja.”

Dalam kitab Riyadh al-Shalihin halaman :  659  tentang hadist rasulullah saw yang intinya pemimpin yang adal dan bijaksana :

 

وَعَنْ عبد اللَّهِ بنِ عمرو بن العاص رَضِيَ اللهُ عَنْهما قَالَ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :

إنَّ المُقسِطينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلى مَنابِرَ مِنْ نورٍ : الَّذِينَ يعْدِلُونَ في حُكْمِهِمْ وأَهليهِمْ وما وُلُّو. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Artinya :

Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil kelak di sisi Allah akan menempati beberapa mimbar dari cahaya. Mereka itu ialah orang-orang yang adil dalam menerapkan hukum, juga terhadap keluarga dan perihal apapun yang mereka diberi kekuasaan untuk mengaturnya.

(HR Muslim)

 

Kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi. Setelah para imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh para faqih yang memenuhi syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, Maka  harus dibentuk ‘majelis fukaha’.” Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi contoh dan suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnas) dan rahmat bagi alam (rahmatan lil’alamin) adalah Muhammad Rasulullah Saw., sebagaimana dalam firman-Nya :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab [33]: 21).

 

B. Pemimpin yang ideal adalah

1. Mempunyai sifat siddiq ( Benar) benar kelakuan, benar berkata, benar cara bekerja )

2. Tablig ( Menyapaikan) menyampaikan kebenaran, bisa meberikan keteduhan pada

    bawaahan, mengajak bawahan dengan baik dan disenangi oleh bawahan.

3. Amanah ( dapat dipercara) dipercaya oleh bawahan, perkataan, pekerjaan, perbutan,

4. Fathanah( cerdas ) bisa memecahkan masalah diri sendiri apalagi di istansi yang dia

    pimpin, bisa memberikan sulusi yang baik, tidak lari suatu masalah, bertanggung dengan apa yang terjadi

5. Tidak mintak Jabatan karena dilarang oleh Rasulullah saw sebagaimana Rasulullah

     sabdakan  dalam hadits beliau :

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ لَا تَسْأَلْ الْإِمَارَةَ فَإِنَّكَ إِنْ أُوتِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا وَإِنْ أُوتِيتَهَا مِنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ

Artinya :

Dari Abdurrahman ibn Smurah ra. Ia berkata : Rasulullah bersabda :”Wahai Abdurrahman Ibn sammurah, janganlah kamu meminta jabatan. Apabila kamu diberi dan tidak memintanya, kamu akan mendapat pertolongan Allah dalam melaksanakannya. Dan jika kau diberi jabatan karena memintanya, jabatan itu diserahkan sepenuhnya. Apabila kamu bersumpah terhadap satu perbuatan, kemudian kamu melihat ada perbuatan yang lebih baik, maka kerjakanlah perbuatan yang lebih baik itu.

 

عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَرَجُلَانِ مِنْ بَنِي عَمِّي فَقَالَ أَحَدُ الرَّجُلَيْنِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمِّرْنَا عَلَى بَعْضِ مَا وَلَّاكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَقَالَ الْآخَرُ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ إِنَّا وَاللَّهِ لَا نُوَلِّي عَلَى هَذَا الْعَمَلِ أَحَدًا سَأَلَهُ وَلَا أَحَدًا حَرَصَ عَلَيْهِ

Artinya:

Dari Abu Musa al-Asy’ari ra., ia berkata: bersama dua orang saudara sepupu, saya mendatangi Nabi Saw. kemudian salah satu diantara keduanya berkata: Wahai Rasulullah, berilah kami jabatan pada sebagian dari yang telah Allah kuasakan terhadapmu. Dan yang lain juga berkata begitu. Lalu beliau bersabda: Demi Allah, aku tidak akan mengangkat pejabat karena memintanya, atau berambisi dengan jabatan itu.

 

6.  Bisa memberikan penekanan terhadap bawahan  bukan Tekanan

7.  Bisa memberikan ketenangan terhadap bawahan bukan kegelisahaan

8.  Bisa memberikan pelayanan yang baik terhadap bawahan bukan minta dilayani

9.  Bisa menjadi sahabat yang baik terhadap bawahan bukan menjadi musuh

10.Bisa menjadi orang yang disegani oleh bawahan bukan ditakuti

 

C. HAKIKAT PEMIMPIN

      “ BISA MELAYANI BUKAN MINTA DILAYANI”

 

Begitulah dalam kepemimpinan yang dilakukan oleh Rasulullah semasa beliau hidup sebagai seorang pemimpin, bertanggung jawab, jujur, amanah, cerdas serta melayani dan bukan minta dilayani oleh siapapun.

Sehingga dari uraian di atas kita sudah mengetahui bahwa seorang pemimpin herus menjadi orang yang benar, selalu menyampaikan kebenaran yang sebenarnya, dapat dipercaya dan cerdas setidaknya dengan sifat rasulullah yang empat tersebut maka tercipta seorang pemimpi yang ideal yang patut ditiru dan dicontoh.

Maka oleh sebab itu jadilah pemimpin yang ideal yang bisa melayani bukan minta dilayani sebagai hakikat pemimpin yang baik yang dapat ditiru dan dicontoh oleh siapapun karena seorang pemimpin akan bertanggung jawab dengan apa yang mereka pimpin.

“ KITA KELEBIHAN PEMIMPIN YANG PINTAR TAPI KEKURANGAN PEMIMPIN YANG JUJUR “

Wallahu ‘alam bissawab

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hafidh Febriano Berlian Mengharumkan Nama MTsN 7 Kota Padang Dengan Meraih juara 2 Komite Putra Pemula + 50 Kg Pada Kejuaraan INKDO Tingkat Sumatera Barat XXI dan pestival karate

Grup Gendang serampak MTsN 7 Kota Padang Ikut Meriahkan Kampanye Wajib Halal 3000 Desa Wisata Di Kawasan Pantai Muaro Padang Tingkat Provinsi Sumatera Barat

Merebut Keistimewaan Nisfu Sya'ban Oleh H. Jamaril Tk. Mudo, S.Ag,.M.Pd