Fina Afrilenny Bercerita Tentang Uwais Al-Alqarni Di Hadapan Enam Ratus Orang Lebih Siwa MTsN 7 Kota Padang
Padang, Humas
Kegiatan Muhadharah di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 7 Kota Padang yang rutin digelar setiap Jumat pagi memiliki multi fungsi diantaranya mendidik kemandirian siswa. Hal ini terlihat pada setiap kegiatan Muhadharah setiap pagi hari Jumat.
Kegiatan Muhadharah, dihadiri Kepala Madrasah Drs.Edihadison, Kaur TU Hj. Ismaniar, Wakakur Yulnaida, M.Pd, Wakasis Hendra Yeni, S.PdI, Waka Sapras Vadria Nofrianita, SS, Wakahumas H.Jamaril, S.Ag.M.Pd dan Majlis guru, pegawai dan siswa kelas VII, VIII dan IX dan seluruh warga Madrasah pada pagi yang cerah dengan cuaca yang bersahabat hari ini.
Acara muhadharah diadakan dilapangan MTsN 7 Kota Padang. Sebagai pelaksana Muhadharah adalah kelas 8.1 yang wali kelasnya Karisma Fauzan yang diawali dengan pembacaan Al-Qur'an oleh Arumi, Tahfiz oleh Dea Dwi Azwa Pebrita, Nasyid oleh Nisa dan kawan-kawan,
Semua kelas 8.1 yang tampil memperlihatkan kemandirian, kebolehan, dan peforma terbaiknya didepan enam ratus lebih temannya sehingga semua yang hadir merasa termotivasi, tercerahkan dan terhibur.
Kegiatan tersebut menghadirkan, Ustadzah Fina Afrilenny, S.Ag sebagai pemberi taushiyah nya Ia menguraikan sebuah cerita tentang seorang pemuda yang berbakti kepada orang tuanya yaitu
Sosok Uwais Al-Qarni amat dikagumi di kalangan sahabat nabi. Sampai-sampai, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk meminta doa padanya.
Rasulullah SAW menyebut Uwais Al-Qarni sebagai penghuni langit yang doanya tak pernah tertolak. Mengutip buku Tuntunan Akhlak dalam Al-Quran dan Sunnah karya Hardisman, kisah Uwais ini disebutkan dalam hadits dari Usair Ibnu Jabir yang menerangkan bahwa Umar bin Khattab RA pernah meminta doa kepada Uwais bin Amir. Hidup Yatim bersama Sang Ibu
Uwais Al-Qarni merupakan seorang pemuda dari Yaman yang hidup yatim sejak lama. Ia tinggal bersama ibunya yang sudah tua renta. Upah yang ia dapatkan juga tidak seberapa. Sekadar cukup untuk makan sehari-hari dengan ibunya. Setiap kali ada sisa, uang tersebut ia gunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dirinya. Menjadi penggembala kambing tak membuat Uwais melupakan kewajibannya dalam beribadah. Bahkan, ia dikenal sebagai pemuda yang amat patuh kepada Allah SWT. Pada siang hari, ia berpuasa dan pada malam harinya ia bermunajat kepada Allah SWT.
Kisah menarik lainnya dari Uwais Al-Qarni adalah senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Pada suatu ketika, sang ibu yang sudah tua renta sangat ingin pergi haji. Padahal, kondisi mereka tidak memiliki uang.
Kondisi tersebut membuat Uwais merasa berat untuk memenuhi keinginan sang ibu. Ia lantas mencari cara agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci.
Uwais kemudian memutuskan untuk membeli seekor anak lembu dan membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi, ia menggendong anak lembu tersebut naik turun bukit. Banyak orang menganggap tindakannya itu sebagai sesuatu yang aneh.
Setelah 8 bulan berlalu, berat anak lembu tersebut sudah mencapai 100 kg. Uwais Al-Qarni merasa ototnya sudah kuat untuk mengangkat beban berat begitu musim haji tiba. Ia kemudian menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah untuk menunaikan ibadah di Tanah Suci tersebut.
Rasulullah bersabda, apabila pemuda tersebut meminta kepada Allah SWT, maka doanya tidak pernah tertolak. Untuk mendapatkan doanya, Umar RA pun mencarinya dan menanyakan kepada kabilah-kabilah Yaman ketika mereka datang atau lewat Madinah. Setelah berhasil menemukannya, Umar RA lalu minta Uwais Al-Qarni untuk berdoa kepada Allah SWT. Uwais pun langsung mendoakannya.
Kisah tersebut termaktub dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, Umar berkata, "Aku mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya sebaik-baik tabi'in itu adalah orang yang bernama Uwais, ia memiliki orang tua, dan padanya terdapat kusta. Suruhlah dia untuk memohonkan ampun untuk kalian."
Fina mengajak semua siswa untuk meniru akhlaknya Uwais yaitu santun kepada sang ibu dan selalu minta doa kepada ibu, karena sayangnya dan ridhanya ibu berdampak baik terhadap anaknya.
Dan kita berharap semua siswa MTsN 7 Kota Padang bisa mengambil iktibar dari cerita Uwais yang sangat patuh dan sayang kepada ibunya. ( JM)
Komentar